
Covesia.com – Institut Teknologi Padang (ITP) yang merupakan perguruan tinggi teknik tertua di Sumatera bagian Tengah kini semakin dilirik oleh calon mahasiswa.
Kampus yang didirikan pada 1972 itu, awalnya hanya sebuah lembaga kursus yang diberi nama Kursus Ahli Teknik (KAT) dengan dua bidang keahlian. Namun seiring berjalanya waktu
ITP beberapa mengalami perubahan nama. Pada 1973 bernama Akademi Teknik Padang (ATP), yang memiliki dua program studi, yakni Teknik Sipil dan Teknik Mesin. Kemudian pada 1978 bertambah satu prodi lagi yakni Teknik Elektro.
Selanjutnya pada 1989 berkembang menjadi Sekolah Tinggi Teknik Padang (STTP) dengan 6 Prodi S1 dan D3. Dan di 2002 menjadi Institut Teknik Padang (ITP) dengan tambahan Prodi jalur akademik S1 yaitu Teknik Geodesi, Teknik Material dan Teknik Informatika.
ITP memiliki visi untuk menjadi kampus yang masuk dalam Word Class University di 2040. Kini ITP tengah berbenah mempersiapkannya. Sementara pada 2021 mendatang, ITP akan menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
Bagaimanakah ITP mewujudkan visinya menjadi WCU di 2040 dan menerapkan kurikulum MBKM?
Menjawab hal itu semua, berikut penjelasan Rektor ITP Dr. Hendri Nofrianto berdasarkan wawancara ekslusif dengan covesia.com, Jumat (18/12/2020) di Kampus ITP di Jl. Gajah Mada Kandis, Kp. Olo, Kec. Nanggalo, Kota Padang, Sumatra Barat.
Bagaimana Anda mewujudkan Word Class University (WCU) di 2040?
Kita punya visi menjadi WCU di 2040. Sekarang tugas saya sebagai pimpinan menyiapkan, baik dosen, mahasiswa bermain di skala Internasioal. Untuk dosen, memperbanyak jurnal ilmiah berskala internasional.
Kalau mahasiswa, bagaimana mereka banyak magang ke luar negeri. Alhamdulillah beberapa waktu lalu kita menjalin kerja sama dengan perusahaan multinasional LG milik korea.
Direktur LG langsung dari Korea Selatan akan melakukan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) dengan ITP beberapa waktu lalu. LG sebagai perusahaan besar sangat tepat bekerja sama dengan ITP yang merupakan kampus teknik.
ITP dengan 9 program studi yang ada, tentunya dapat bekerja sama dengan LG dalam berbagai hal, seperti pemagangan mahasiswa Teknologi Listrik dan Teknik Elektro.
Bagaimana Kesiapan ITP dalam program Merdeka Belajar Kuliah Merdeka?
Pada awal tahun 2020, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim menetapkan bahwa seluruh kampus agar segera menerapkan kurikulum Merdeka Berlajar Kampus Merdeka (MBKM). Tak terkecuali kampus swasta, artinya ITP juga harus siap dengan kurikulum ini.
MBKM memfasilitasi mereka (mahasiswa) menjadi jauh lebih kreatif. MBKM menghasilkan Lulusan sarjana multitalenta.
Mahasiswa hanya wajib 5 semester di Prodi yang diambil. Satu semester di Prodi lain di kampus yang sama. Satu semester di kampus lain. Satu semester boleh pilih beberapa program, tidak harus tugas akhir (Skripsi).
Jadi MBKM membuat mahasiswa lebih mandiri dan dewasa. Tak hanya itu, mahasiswa memiliki jaringan di tempat baru, ini salah satu peluang untuknya di masa mendatang.
Ada 4 C yang harus dikuasai mahasiswa di 2021, yaitu Communication, Critical Thinking, Collaboration, Creativity. Jika4C itu ada pada diri mahasiswa dijamin masa depannya lebih baik.
Nah 4C itu bisa didapat dengan MBKM ini salah satunya. Kita gak mau anak bangsa pendiam. Mereka harus kreatif. Makanya di semester 8 ada beberapa pilihan untuk mahasiswa. Bisa tetap melaksanakan tugas akhir, bisa jadi asisten pendidik, mengajar di desa, atau wirausaha atau pun magang di industri.
Dengan Pihak Mana Saja ITP Menjalin Kerjasama?
Kita terapkan tahun depan (2021) di 6 prodi S1 yang ada di ITP.
ITP saat ini sudah bekerjasama dengan 40 industri. Seperti, perusahaan industri, juga PT PLN Persero, bahkan sampai ke pusat.
MBKM tak hanya fokus pada mahasiswa tapi juga dosen. Mahasiswa dan dosen juga bermitra. Hubungan mahasiswa dan dosen tidak vertikal lagi, tapi horizontal.
Kita bisa lihat perbedaan Jepang dan Indonesia. Jepang masyarakatnya disiplin, nah di Indonesia itu sulit dilakukan, karena karakter masih belum kuat. Di Karakter itu terdapat jujur, berani, kepemimpinan, dan pengikut. Ini perlu menjadi perhatian kita ke depannya.
Menurut Anda Apa Kira-kira yang akan Menjadi hambatan MBKM?
Tak ada hambatan untuk MBKM. Prinsip saya, jauhkan kata masalah itu. Kita biasakan mengenyampingkan kendala. Jangan sampaikan keresahan kita, pemalas kita jadinya.
Jika sering curhat kita bisa jadi cengeng. Makanya yang penting itu cari solusi bukan masalah. Tugas pimpinan carikan solusi bukan mengeluhkan masalah.
Saya sebagai pimpinan ingin menyejahterakan bukan untuk kepentingan pribadi.
Apakah Seluruh Prodi di ITP Sudah Terakreditasi?
Saat ini seluruh Prodi ITP berkakreditasi B, pun demikian dengan akreditasi kampus. ITP memiliki 9 Prodi. Prodi yang baru adalah Teknik Lingkungan.
Keuntungan adanya MBKM untuk akreditasi bertahan 25 tahun, tidak harus sekali 5 tahun lagi.
Sekarang yang siap akreditasi A di ITP ada 3 prodi, Sipil S1, Mesin S1 dan Elektro S1.
Jumlah dosen saat ini 90 orang, doktor 18 orang. Sementara jumlah mahasiswa sekarang 2300 lebih. Saya belum puas, maunya 3000 mahasiswa.
Bagaimana Proses Belajar-Mengajar Selama Pandemi Covid-19?
Dalam kondisi Covid-19 ini yang paling membanggakan jumlah mahasiswa baru di ITP justru bertambah.
Kita tahun akademiknya pas September. Kita mulai lock down dari minggu ke 2 Maret, kita memberlakukan kuliah daring.
Hipotesa saya adalah mahasiswa pasti jumlahnya turun, tapi alhamdulillah malah naik yang masuk ITP.
Ini karena kerja bersama adanya Humas, Media Online, dan kita juga adakan ITP live di Instagram. Kita undang influencer seperti Praz Teguh dan teman-temannya yang followersnya banyak. Habis itu yang kita undang yang akademis saja berlanjut sampai saat ini.
Sementara, mahasiswa baru sekarang 600 orang, biasanya hanya 450 orang. Jadi naik 150 orang, padahal di masa pandemi. Biaya kuliah bahkan tidak turun. Mahasiswa tidak ada yang ngadat membayarnya.
Hal tersebut kita menggunakan sistem informasi, bahasa bagus, mengajak dengan santun, komunikasi yang bagus.
Sekarang dosen mengajar secara daring. Dosen ke kampus mengajar dari kampus. Kalau pratikum kita offline, mahasiswa ke kampus namun kita gunakan Prokes 3 M. Memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Semester depan kita kuliah tatap muka. Tapi kita bagi jadwalnya misalnya 40 mahasiswa 20 orang di kampus, 20 di rumah tapi pembelajaran dilakukan bersamaan dan mereka bergantian ke kampusnya per minggu.
Bagaimana dengan Kontribusi Alumni ITP?
Kelebihan alumni ITP, tidak sampai 3 bulan alumni ITP udah langsung kerja karena solid. Contohnya Alumni kita di Riau itu kuat dan solid. Di sana kalau ada alumni baru yang belum kerja seperti alumni dari Mesin, Informatika, dan Elektro mereka nampung di sana. Ada 8 DPC alumni di sana disalurkan lapangan pekerjaan, juga alumni di Jakarta. Alumni ITP hormat sama senior, jadi bagus komunikasinya.
(ila/dnq)